BAB I
PEMBUKAAN
1.Latar Belakang
Osiloskop sinar katoda (cathode ray
oscilloscop, selanjutnya disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat
bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa
bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang
sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap sinyal lain atau
terhadap waktu. Pena (“stylus”) plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang
bergerak melalui permukaan layar dalam memberi tanggapan terhadap
tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa,
sumbu X atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linear
yang dibangkitkan secara internal, atau basis waktu (time base) yang secara
periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri ke kanan melalui permukaan layar.
Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke sumbu Y atau masukan vertical CRO,
menggerakkan bintik ke atas dan ke bawah sesuai dengan nilai sesaat tegangan
masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas layar pada
gambar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu.
Bila tegangan masukan berulang dengan laju yang cukup cepat, gambar akan
kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO
melengkapi suatu cara pengamatan tegangan yang berubah terhadap waktu.
Di samping tegangan, CRO dapat
menyajikan gambaran visual dari berbagai fonemena dinamik melalui pemakaian
transducer yang mengubah arus, tekanan, regangan, temperatur, percepatan, dan
banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk
gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu
dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan
kejadian ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO guna
penafsiran kuantitatif.
Osiloskop sinar katoda dapat
digunakan untuk bermacam-macam pengukuran besaran fisika. Besaran listrik yang
dapat diukur dengan menggunakan alat itu antara lain tegangan searah, tegangan
bolak-balik, arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan
untuk bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan
waktu turun. Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu, dan
kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tranduser sebagai pengubah ke besaran
tegangan.
DASAR TEORI
A. Pengertian
Osiloskop
adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari sinyal
listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu
seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan
berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat
melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen)
1. Amplitudo ( A ) : Jarak perpindahan titik maksimum dari
titik kesetimbangan dalam arah getarannya.
2. Periode ( T ) : Waktu yang diperlukan untuk membentuk
satu gelombang penuh.
3. Frekuensi ( F ) : Banyaknya gelombang yang terbentuk
dalam satu satuan waktu.
4. Sudut fasa ( ) : Simpangan partikel terhadap posisi
kesetimbangan dalam radian.
3. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda.
Beberapa
fungsi osiloskop antara lain untuk:
* Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.
* Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
* Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
* Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
* Membedakan arus AC dengan arus DC.
* Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.
Osiloskop terdiri
dari dua bagian yaitu Display dan Panel Control :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscopeberfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscopeberfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel Control
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
·
Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
·
Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan
di layar
·
Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
·
Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh
satu div di layar
·
Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh
satu div di layar
·
Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika
sinyal masukannya nol)
·
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan
komponen DC-nya dikutsertakan.
·
Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di
layar.
·
Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal (Dual Trace) yang bisa
digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, misalnya kanal satu dipasang
untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Keterangan
gambar panel kontrol Osilokop Dual
Trace diatas :
1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
·
Jika tombol pada posisi AC, sinyal input yang mengandung
komponen DC akan ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor.
·
Jika tombol pada posisi GND, terminal input akan terbuka,
input yang bersumber dari penguatan internal di dalam Oscilloscope akan
di-grounded.
·
Jika tombol pada posisi DC, input terminal akan terhubung
langsung dengan penguat yang ada di dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input
akan ditampilkan pada layar monitor.
3. MODE
·
CH-A : tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.
·
CH-B : tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
·
DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec
(milli second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan
saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range)
antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua saluran
(channel/CH) dipakai bergantian.
·
ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombolPULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV variabel untuk saluran
(channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
·
Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam),
pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per
“DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6. Pengatur posisi vertikal untuk
saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada
posisi :
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada
posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE pada
posisi :
·
INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk
keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
·
CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
·
CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
·
AC : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan
sumber sinyal AC itu sendiri,
·
EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan
disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan
tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal
untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya
sama seperti penjelasan yang terdapat pada
nomor 2.
nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk
komponen yang akan diuji.
Kalibrasi
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konfensional nilai penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian.
Tujuan kalibrasi
• Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrumen ukur.
• Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar
Nasional maupun Internasional.
Manfaat
kalibrasi
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
sesuai dengan spesefikasinya
Sebelum
kita menggunakan Osiloscope terlebih dahulu kita Cek Ketepatan Dari Osiloscope
tersebut ( KALIBRASI ).
PROSEDUR KERJA
Langkah
pertama yang harus kita lakukan yaitu pengkalibrasian. Setelah anda
mengkoneksikan osiloskop ke jaringan listrik PLN dan menyalakannya, maka yang
harus anda amati pada layar monitor yang tampak di layar adalah harus garis lurus mendatar (jika
tidak ada sinyal masukan).
Selanjutnya langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.
Selanjutnya langkah kedua atur fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan mengatur posisi tersebut kita nantinya bisa mengamati hasil pengukuran dengan jelas dan akan memperoleh hasil pengukuran dengan teliti.
Langkah ketiga gunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.
Kalibrasi Oscilloscope
|
Langkah keempat tempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka pada layar monitor akan muncul tegangan persegi.
·
Apabila yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal
mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak
sebanyak dua kotak dan
untuk time/div 1 ms/div (satu
kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak.
·
Apabila yang tampat pada layar belum tepat maka perlu diatur
pada potensio tengah di knob Volt/div dan time/div. Atau pada potensio dengan
label "var".
Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip
kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung
panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara
prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog
real time oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage
osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,
teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
Cara PengKALIBRASIan Osiloscope :
1. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke
Input ( Chanel 1 / Chanel 2 )
2. Hidupkan Power Osiloscope.
3. Atur Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada
Osiloscope Enak DiLihat.
4. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam
PengKALIBRASIan Dapat DiHitung.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 )
kita hubungkan pada tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya
Berbentuk Gelombang Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita
hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak dengan rumusdengan rumus dibawah ini.
1. MENGHITUNG
FREKUENSI :
Untuk Menghitung Frekuensi Gelombang Pada Tampilan Layar
Osiloscope, Kita Harus Mengetahui Dulu Periodenya Berapa?Baru Dapat menghitung
Frekuensinya.Dengan Rumus Sbb:
PERIODE : T = Div Horisontal x Time/Div
FREKUENSI : F = 1/T
2. MENGHITUNG
TEGANGAN PUNCAK KE PUNCAK :
Untuk Menghitung Tegangan Puncak Ke Puncak ( Vpp ) Jangan
Lupa Kita Harus Mengetahui Skala Pada Volt/Div Nya Dulu Berapa Volt & Juga
Tegangan Puncak Ke Puncaknya Berapa Div ( Div Vertikal ).Untuk Menghitung Vpp
Kita Gunakan Rumus Sbb :
VOLT PEAK TO PEAK : Vpp = Div Vertikal x Volt/Div
Osiloskop Analog
Osiloskop
analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih
murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang
mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat
dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti
yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal
video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah
tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta
adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya
rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan
untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
1. Saat kita
menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya
diberi penjepit) ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe
menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System),
sebuah attenuator akan melemahkan sinyal
tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal
tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan
kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop.
2. Tegangan yang keluar dari sistem
vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi vertikal pada sebuah
CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya
akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara
bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
3. Sampai point ini dapat
disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog berfungsi
untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.
4. Selanjutnya sinyal masuk ke dalam
pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan disini menyebabkan
berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas elektron
bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong ke
bawah.
5. Sinyal yang keluar
dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger
system untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang
disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu pergerakan elektron
secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi horizontal
atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan
elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu interval
waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000
kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada
layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti
lingkaran saja saat berputar).
6. Pengaturan berapa kali elektron
bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai
pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk
konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7. Pengaturan bidang vertikal dan
horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat mempresentasikan sinyal tegangan
yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita lihat pada layar CRT.
Audio Frekuensi GeneratorAdalah alat tes elektronik
yang berfungsi sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk
gelombang pada umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan
segitiga. Pada gambar dapat dilihat salah satu jenis generator Frekuensi Audio. Dengan generator frekuensi audio ini
seorang teknisi dapat melakukan pengetesan suatu alat yang akan dites (devices under test). Dari analisis
terhadap hasil berbagai bentuk gelombang respons alat tersebut, akan dapat
diketahui ketepatan karakteristik sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki.
A. Kegunaan Audio Frekuensi
Generator (AFG)
Adapun kegunaan dari
Audio Frekuensi Generator
adalah.
· Sebagai
pembangkit gelombang listrik sinusoidal, segitiga, dan kotak.
· Untuk memahami
bentuk dan pola gelombang listrik.
· Sebagai acuan
untuk menyelidiki rangkaian yang kurang baik dari suatu rangkaian/sirkuit
listrik atau elektronika
· Dapat digunakan sebagai sumber
tegangan/arus AC untuk percobaan rangkaian penguatan transistor.
Selain kegunaan di
atas, Generator Frekuensi Audio juga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran, yakni. sebagai alat yang pendukung pada kegiatan
percobaan siswa dalam hal:
· mengenali
bentuk gelombang sinus dan kotak;
· mempelajari
cara mengukur periode dan frekuensi gelombang;
· sebagai sumber
bunyi;
· memperkenalkan
perpaduan gelombang bunyi;
Bagian- bagian Generator
Frekuensi Audio
Bagian-bagian
Generator Frekuensi Audio adalah sebagai berikut.
1. Tombol On-Off/Power
Berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan sambungan listrik ke dalam rangkaian generator.
Atau berfungsi untuk menyalakan generator.
2. Pengatur Amplitudo (level)
Berfungsi untuk
mengatur amplitudo output gelombang yang dihasilkan oleh generator.
3. Pemilih bentuk sinyal / gelombang
Untuk memilih
bentuk sinyal. Terdiri dari sinyal/gelombang sinus, persegi, gerigi, dan
segitiga
4. Pengatur Frekuensi
Mengatur frekuensi
keluaran Generator Frekuensi Audio
5. Pengatur jangkauan Frekuensi (Freq
Range)
Untuk mengatur
Frekuensi Frekuensi keluaran. Hubungannya dengan pengatur frekuensi adalah
bahwa keduanya adalah kontrol dari frekuensi keluaran generator. Sebagai contoh
ketika kita meninginkan frekuensi output sebesar 150 Hz, maka yang harus
kita lakukan adalah memindahkan Frreq Range pada 100 dan kontrol frekuensi pada
1,5 Hz.
6. Terminal Keluaran 8 ohm
Merupakan bagian
yang digunakan untuk menghubungkan Generator Frekuensi Audio pada alat lain
untuk mengetahui keluaran generator audio. Kabel yang digunakan adalah kabel
daya biasa. Dengan tahanan sebesar 8 ohm.
7. Terminal Keluaran 600 ohm
manteb
BalasHapuslampu servis hp